Menghadapi istri yang membangkang atau melawan suami tanpa alasan yang jelas memang bukan perkara mudah.
Seorang suami dituntut memiliki kesabaran yang tinggi saat menghadapi istrinya yang melawan.
Apalagi, sebagai laki-laki, suami memiliki harga diri yang tinggi. Bila berbenturan dengan sikap membangkangnya istri, bisa terjadi konflik yang berkepanjangan.
Dalam Islam, untuk menghadapi istri yang membangkang, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh sebagai berikut.
Menasihati
Langkah pertama yang bisa dilakukan seorang suami ketika istrinya melawan perintahnya tanpa alasan syar’i adalah menasihati istri dengan penuh kesabaran.
Adalah hak istri untuk mendapatkan pendidikan dari suaminya dengan penuh kelembutan namun tetap dengan ketegasan.
Karena itu, di tahap awal, suami bisa menasihati istrinya dengan memberi pengertian yang baik agar istri tahu kesalahannya dan mau berubah.
Mendiamkan dan Pisah Ranjang
Bila nasihat suami sudah disampaikan beberapa kali bahkan sampai diungkapkan dengan ketegasan tapi istri tetap membangkang, langkah selanjutnya adalah mendiamkan dan pisah ranjang.
Suami berhak mendiamkan istrinya dan meninggalkan istrinya di tempat tidur (pisah ranjang). Suami bisa tetap tidur di kamar biasanya namun tidak seranjang dengan istrinya. Atau, suami juga bisa tidur di ruangan lain.
Aksi diam dan pisah ranjang ini merupakan sebuah bentuk teguran keras bagi seorang istri yang fitrahnya tidak betah didiamkan dan tidak dipedulikan suaminya.
Harapannya, sang istri segera menyadari kesalahannya.
BACA JUGA:
- Cara Menjauhkan Rumah Tangga dari Masalah Menurut Islam
- Cara Menyadarkan Pasangan yang Tidak Mau Beribadah Menurut Islam
- Inilah Tujuan dan Hikmah Pernikahan Menurut Islam yang Perlu Anda Tahu
Memukul
Bila langkah mendiamkan dan pisah ranjang belum juga membuat istri jera, di langkah selanjutnya suami bisa memukul istrinya dengan pukulan yang tidak menyakiti.
Misalnya, suami menggunakan sebatang lidi atau sepotong kain untuk memukul tubuh istrinya.
Pukulan ini tidak diperbolehkan untuk dilakukan di bagian wajah dan tidak boleh menimbulkan bekas.
Pukulan ini hanya ditujukan untuk memperingatkan istri tentang kesalahannya. Setelah istri sadar, suami tidak boleh melanjutkan pukulannya dan harus segera membuka pintu maafnya.
Mediasi
Apabila pembangkangan istri masih tetap berlanjut meski sudah dipukul, artinya sang istri ini memang sulit diatur.
Adapun langkah berikutnya untuk menghadapi sifat istri yang semacam ini adalah dengan menghadirkan hakam atau penengah untuk menyelesaikan konflik suami istri.
Dalam bahasa kita, dilakukan mediasi antara keluarga suami dan keluarga istri untuk mencari jalan keluar atas permasalahan rumah tangga tersebut.
Harapannya, kedua belah pihak (suami istri) bisa memutuskan seperti apa masa depan hubungan mereka berdasarkan hasil mediasi tersebut.
Itulah beberapa langkah yang perlu ditempuh ketika seorang suami menghadapi istri yang membangkang menurut syariat Islam. Semoga bermanfaat dan mencerahkan.