cara komunikasi yang salah pada suami –
Dari sekian banyak kasus perselingkuhan yang masuk ke saya setiap harinya, ketika saya dalami, ternyata banyak suami selingkuh – yang akar masalahnya adalah soal GAYA KOMUNIKASI ISTRI yang dirasa kurang nyaman di telinga suami.
Setidaknya, ada beberapa cara komunikasi istri yang paling bikin suami antipati.
Insya Allah, kalau kita sebagai istri lebih aware, sadar pada cara komunikasi ini, kita bisa mencegah dan menghindari kekeliruan.
Nah, insya Allah hal seperti ini bisa kita cegah, salah satunya dengan menghindari cara komunikasi yang keliru, yang membuat telinga suami tidak nyaman, dan bisa mengotori kejernihan aura rumah tangga Bunda.
INTEROGASI
Cara yang pertama yang wajib kita kurangi atau stop dari sekarang adalah INTEROGASI.
Katakanlah suami agak terlambat pulang kerja.
Bunda sambut dengan berondongan pertanyaan, “Kamu dari mana aja? Jam segini baru pulang?” atau “Wanita itu siapa? Ada hubungan apa kamu sama dia? Hayo Ngaku! Kamu ada affair kan, sama dia?”
Nah, omongan-omongan seperti ini tuh mungkin cerminan kekhawatiran kita sebagai istri ya, yang nggak ingin kehilangan cinta suami.
Dan perasaan seperti ini memang wajar.
Tapi ketika kita ungkapkan dengan cara seperti tadi, yang ada justru suami jadi nggak nyaman.
Kenapa?
Menurut John Gray, penulis buku Men are from Mars – Women are from Venus, cara terbaik untuk mencintai suami adalah dengan memberinya kepercayaan.
Kepercayaan buat para suami itu ibarat air buat ikan.
Makanya, kalau ada suami yang mengkhianati kepercayaan istri, dia ibarat ikan yang mengotori airnya sendiri, alias sebenarnya dia ini sedang “bunuh diri”.
Rumusnya, suami itu, semakin kita omongin yang jelek-jelek, makin banyak kita curigai, makin sering kita kritik, itu dia akan makin tertantang untuk mewujudkan omongan dan pikiran kita Bun.
Bukan apa-apa. Ini hanya soal ego. Sebenarnya suami tahu, mana yang salah, mana yang benar.
Tapi ketika kita bilang, “wanita itu siapa? Kamu punya hubungan apa sama dia? Kamu selingkuh ya?” nah ini suami akan tergores egonya, dan akibatnya, dia akan semakin tertantang untuk mewujudkan ucapan istri.
Di banyak kasus dan yang sudah sering terjadi di meja konsultasi saya, para suami seperti ini akhirnya selingkuh juga.
Bukan karena pengen selingkuh.
Tapi hanya karena gak betah dengan interogasi dan tuduhan istri.
Makanya, akan lebih baik kalau kita bicara dengan cara komunikasi yang positif.
Misalnya ketika suami telat pulang kerja, kita ngomongnya
“Alhamdulillah, Ayah akhirnya pulang juga…
Bunda tuh sampai khawatir lho..”
Cukup itu saja. Itu udah cukup bikin situasi rumah tangga lebih tenang.
MENASIHATI SUAMI
Kemudian Cara Komunikasi Kedua yang Bikin Suami Tidak Nyaman adalah Mencoba Menasihati Suami dengan Merujuk pada Laki-Laki Lain.
Misalnya, “Yah, kata Ustadz A tuh harusnya suami itu kayak gini lho Yah.
Menurut Ustadz B, yang kayak gitu tuh nggak bener lho.
Iya, ini beneran dari pak ustadz lho. Ada riwayatnya. Dan hadisnya sahih!” misalnya begitu.
Nah, kata-kata seperti ini tuh tampaknya baik, bagus, dan kelihatannya benar.
Tapi, ketika ini diucapkan seorang istri kepada suami, justru akan muncul kesan bahwa suami sedang diperbandingkan dengan laki-laki lain.
Padahal maksud kita nggak gitu, ya Bun?
Tapi ya itulah ego seorang suami.
Ada semacam rasa cemburu dalam hatinya.
Yang ada di pikirannya tu justru, “Sebenarnya kamu nikahnya sama siapa?
Sama aku apa sama ustadz itu??
Kok kamu lebih percaya dia daripada suami sendiri??”
Begitu Bun. ya ini wujud dari ego dan harga diri seorang laki-laki.
Kecuali jika ustadz yang Bunda jadikan rujukan ini juga dipercaya oleh suami.
Jadi kalau kebiasaan ini diterus-teruskan, dan nggak segera diperbaiki, bahaya Bun.
Karena bagaimanapun, suami itu maunya dituruti dan dipatuhi istri.
Bayangkan kalau kita sering berusaha menasihati suami dengan cara tadi, sedangkan di kantornya ada karyawati genit yang sok-sokan penurut dan patuh sama suami Bunda.
Risikonya terjadi perselingkuhan akan makin tinggi.
Lalu gimana dong, caranya ngasih masukan ke suami?
Nah, suami itu sebenarnya mau-mau aja menerima masukan kita, ketika dia sudah punya rasa trust dan rasa nyaman ke kita. Karena itu, kuncinya bikin suami nyaman dulu sama kita.
Yang kedua, kalau Bunda ingin menggunakan ustadz terentu sebagai rujukan, pastikan dulu bahwa suami sudah TRUST sama ustadz tersebut.
Jadi nggak asal comot: kata ustadz fulan begini, kata ustadzah fulanah begitu, kata orang ini begini, kata orang itu begitu..
Lihat dulu, siapa yang Bunda jadikan contoh ke suami.
Kalau orang yang Bunda jadikan rujukan ini sudah pas di hati suami, dipercaya suami, itu insya Allah gampang sekali buat kita para istri untuk mengarahkan suami.
Kita tinggal bilang aja, “Yah, ayah udah pernah dengerin ceramah kyai A tentang rumah tangga belum? Gimana Yah itu penjelasannya?”
Catat kata kuncinya: “Gimana Yah penjelasannya?” kita sebagai istri pura-pura bertanya, Bun.
Pancing ego suami.. minta pendapat suami. Karena suami itu paling suka kalau dimintai pendapat.
Dan trik seperti ini biasanya dilakukan oleh para pelakor di luar sana untuk menggaet simpati dari suami Bunda.
Sebelum cara ini dipakai pelakor, sebaiknya Bunda duluan yang pakai.
MENGKRITIK SUAMI DI DEPAN UMUM
Kemudian cara komunikasi yang KETIGA, yang juga menggores ego suami dan berpotensi mendorong suami untuk selingkuh yaitu MENGKRITIK DI DEPAN UMUM
Saya pernah punya klien yang suaminya selingkuh dengan wanita lain, dan ketika saya telisik lebih dalam, si suami ini mengaku bahwa dia selingkuh demi melampiaskan rasa sakit hatinya gara-gara pernah dikritik di depan teman-temannya.
Jadi waktu itu teman-teman si suami datang bertamu, dan si istri ini saking asyiknya ngomong, akhirnya kebablasan dan keceplosan ngomong yang nggak baik soal suaminya.
Suaminya yang mendengar kata-kata istrinya waktu itu hanya diam.
Tapi diam-diam, dia menggunakan kejadian itu sebagai alasan untuk membenarkan perselingkuhannya.
Sahabat Bunda, perselingkuhan apa pun alasannya, tidak bisa dibenarkan.
Tapi dari kasus klien saya ini, kita bisa ambil pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam bertutur.
Komunikasi dan cara ngomong itu tampaknya hal sepele ya, tapi efeknya besar sekali.
“Terus gimana dong Bun, saya ini agak susah kalau disuruh mengatur omongan Bun.
Bawaannya tu apa-apa pengen saya ungkapin biar lega.
Nggak tahu kalau omongan saya ini bisa fatal akibatnya.
Saya harus gimana dong Bun?’
Nah, Bunda nggak usah khawatir, Bun.
Kita semua para istri, para wanita memang punya kecenderungan seperti itu.
Apa-apa pengen dikeluarin, pengen diungkapin.
Saya punya trik biar apa pun yang keluar dari mulut kita selalu baik, positif, enak didengar, dan ngena di hati suami.
Yaitu, perbanyak lisan kita untuk berdzikir, mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, misalnya beristighfar, (praktek: astaghfirullahal adziiim… astaghfirullahal adziim…) atau membaca tasbih (subhanallah… subhanallah. subhanallah..) sebanyak-banyaknya.
Dengan banyak berdzikir, hati kita akan lebih bersih, aura kita akan lebih positif.
Lidah yang banyak digunakan untuk berdzikir itu ibarat air kolam yang rutin dikuras.
Pastinya airnya akan bersih,segar, dan nyaman buat ikan-ikannya sebagai penghuni kolam.
Nah begitu juga dengan kita.
Hati kita, aura kita, semuanya akan bersih dan jernih sehingga yang keluar dari mulut kita semuanya semuanya serba baik, sejuk, dan positif.
Efeknya apa?
Semua yang keluar dari mulut kita selalu yang baik-baik saja.
Mungkin tips ini terdengar klise.
Tapi insya Allah praktik ini sudah banyak dibuktikan klien-klien saya.
Semoga artikel sederhana ini bermanfaat ya..
(cara komunikasi yang salah pada suami)