Tanya Jawab Masalah Rumah Tangga: Suami Pencemburu vs Suami Dayyuts

Tanya Jawab Masalah Rumah Tangga: Suami Pencemburu vs Suami Dayyuts

Sahabat Bunda yang dimuliakan Allah, artikel kali ini akan mengupas tanya jawab masalah rumah tangga dengan topik suami pencemburu vs suami dayyuts (suami yang tidak pernah cemburu).

Bunda Ayu mencoba menjawab pertanyaan yang cukup sering ditanyakan oleh kliennya.

Suami Cemburuan

KLIEN

Bunda, suami saya cemburuan. Saya merasa tidak nyaman setiap kali pulang ke rumah selalu ditanyai macam-macam, habis pergi ke mana, dengan siapa, ngapain aja di sana.

Padahal jelas-jelas saya kerja bantu ekonomi keluarga. Tapi pikirannya macam-macam. Gimana cara mengatasinya, Bunda?

BUNDA AYU

Suami Anda mungkin maksudnya baik. Bisa jadi dia mengkhawatirkan Anda karena mungkin Anda pulangnya tidak secepat yang dia harapkan. Anda bisa jelaskan pada suami Anda dengan baik-baik saat kondisi tenang.

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu adalah tanda kekhawatiran suami Anda terhadap diri Anda. Anda patut bersyukur memiliki suami yang begitu perhatian. Hanya saja, kemungkinan suami Anda sulit mengendalikan dirinya hingga berpikir macam-macam.

Saran saya, jalin hubungan yang hangat antara Anda dengan suami Anda. Lebih mesralah dengan suami Anda, untuk menurunkan rasa cemburu yang tidak beralasan.


BACA JUGA:


Suami Dayyuts

KLIEN

Saya seorang suami. Sebenarnya saya jengkel ketika istri saya membonceng pria lain meski itu hanya sebatas teman kerjanya.

Tapi, saya merasa tidak berhak cemburu karena istri saya orang yang baik dan selalu menjaga dirinya. Hanya saja, jauh di lubuk hati saya, ada sedikit rasa gimana gitu kalau melihat istri saya diboncengkan pria lain. Mohon masukannya.

BUNDA AYU

Bapak, sebenarnya apa yang Bapak rasakan adalah perasaan yang wajar dan fitrah seorang laki-laki. Apalagi Anda dan istri Anda adalah pasangan suami istri yang sah.

Justru harus ada rasa cemburu ketika melihat apa yang menjadi hak Anda membonceng laki-laki yang bukan mahramnya.

Bila laki-laki itu adalah saudara laki-lakinya, pamannya, atau ayahnya, Anda tidak berhak cemburu. Tapi jika hanya sebatas teman yang bukan mahramnya, maka wajar jika Anda cemburu.

Justru jika Anda tidak merasa cemburu ketika itu terjadi, Anda malah bisa tergolong suami yang dayyuts (tidak cemburu dengan kemaksiatan istri).

Saran saya, Anda harus lebih memperhatikan istri Anda. Anda bisa beri nasihat istri Anda untuk tidak membonceng temannya.

Tawarkan padanya, bahwa Anda siap mengantarnya ke mana pun dan kapan pun. Bila kondisi tidak memungkinkan, mintalah istri Anda untuk meminta bantuan orang yang merupakan mahramnya.

(Bunda Ayu)